“Halo-halo
Bandung,.. ibu kota Periangan. Halo-halo Bandung kota kenang-kenangan..” hayoh,
lanjut nyanyi niye? :D hehe
Oya,
apa sih yg ada dalam pikiran sobat hiros semua ketika mendengar lagu “Halo-halo
Bandung” ini? Yang konon, lagu ini tuh
menjadi lagu perjuangan perlambang emosi para pejuang kemerdekaan Republik
Indonesia saat itu. Dimana mereka menunggu untuk kembali ke kota
tercinta mereka
yang telah menjadi lautan api. Kota manakah itu? Yap! Bandung.
Tepat
pada tanggal 24 Maret 1946, yg dimana Bandung dibumi hanguskan oleh sekitar
200.000 penduduk Bandung dan TRI
(Tentara Republik Indonesia) yg dipimpin oleh Jenderal AH. Nasution sebagai
komandan divisi III TRI. Dimana-mana asap hitam mengepul diudara, kobaran api
yg dahsyat membakar seisi Bandung. Para penduduk membakar rumahnya sendiri dan
para TRI langsung mengevakuasi mereka ke tempat yg aman meninggalkan Bandung yg
saat itu akan dijadikan markas strategis militer tentara sekutu dan NICA.
Itulah sebabnya, mereka membakar habis-habisan kota Bandung.
Pertempuran
besar terjadi di Desa Dayeuhkolot, Bandung Selatan, dimana terdapat gudang
amunisi besar milik tentara sekutu. Dalam pertempuran ini, ada 2 anggota misi
BRI (Barisan Rakyat Indonesia), yaitu Muhammad Toha dan Ramdan terjun dalam
misi penghancuran gudang amunisi tersebut. Alhasil, gudang tersebut pun berhasil
diledakkan dengan menggunakan dinamit. Hingga Moh. Toha dan Ramdan pun
meninggal dalam misi tersebut. Walaupun
Bandung sudah ditinggalkan sekian lama, tapi api masih saja berkobar-kobar
melahap isi Bandung hingga Bandung pun menjadi seperti lautan api.
Weleh-weleh,
subhanallah banget ya?! Perjuangan mereka untuk melindungi daerah Bandung ini.
Rela mengorbankan harta mereka untuk dibakar. Nyawa pun menjadi taruhannya.
Lantas, bagaimana nih dengan kita? Kita disini cuma
bisa berdecak-decak kagum doang gitu? Dan bilang “wow” segede gunung? Jangan
dong!
Kita juga mesti ikut berjuang. Tapi berjuang apa dulu?
Gak mungkin dong kalo kita sekarang angkat senjata dan terjun dimedan
perang? wong Indonesia sudah merdeka
kok. Terus apa atuh?
Yaitu, kita berjuang untuk melawan hawa nafsu kita. Ya
malas belajar tea-lah yg bikin prestasi
musnah, terjerembak kepengen pacaran tea-lah yg bikin kita lupa waktu
ibadah. De-el-el bin de-es-be.
Kalau para pejuang itu musuhnya tentara sekutu, kalau
kita...ya siapa lagi dong kalau bukan???
“..dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syeitan. Sesungguhnya syeitan itu musuh yg nyata bagimu.” (QS [2]: 208)
No comments:
Post a Comment